Rabu, 24 Maret 2010

Jenis- Jenis Tanah

Tanah Regosol
Tanah ini memiliki butiran kasar berasal dari endapan abu vulkanik maupun dapat juga dari endapan pasir di pantai. Cocok untuk tanaman palawija,kelapa,tebu. Persebarannya: Disekitar gunung-gunung merapi ataupun di daerah pantai.
Tanah dengan horison penimbunan liat (horison argilik), dan kejenuhan basa kurang dari 50 %, tidak mempunyai horison albik.
Dalam pengertian sehari-hari apabila orang menyebut klasifikasi tanah maka yang dimaksud adalah klasifikasi alami. Tanah dapat diklasifikasikan melalui 2 (dua) cara klasifikasi, yaitu klasifikasi alami dan klasifikasi teknis, dengan penjelasan sebagai berikut :
• Klasifikasi alami adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkan dengan tujuan penggunaan tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran dasar terhadap sifat fisik, kimia dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas yang selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar untuk pengelolaan bagi berbagai penggunaan tanah.
• Klasifikasi teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan-penggunaan tertentu. (Contoh : klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, tanah akan diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman perkebunan tersebut seperti drainase tanah, lereng, tekstur tanah dan lainnya).
Terdapat berbagai macam sistem klasifikasi tanah yang ada di dunia, namun di Indonesia dikenal 3 (tiga) jenis klasifikasi tanah yang masing-masing dikembangkan oleh Pusat Penelitian Tanah Bogor, FAO/UNESCO dan USDA (United States Department of Agriculture = Departemen Pertanian Amerika Serikat). Nama-nama tanah dalam tingkat Jenis dan Macam tanah dalam sistem Pusat Penelitian Bogor yang disempurnakan (1982) sangat mirip dengan sistem FAO/UNESCO. Walaupun demikian nama-nama lama yang sudah terkenal tetap dipertahankan, tetapi menggunakan definisi-definisi baru. Jenis-jenis tanah yang ada adalah sebagai berikut.
Tanah Regosol Di Labuhan Batu
Jenis-jenis tanah di wilayah ini adalah regosol, andosol, alluvial dan litosol. Yang mana di daerah Labuhan Batu ini Tanah regosol yang merupakan jenis tanah muda terutama berada di wilayah Utara Labuhan Batu. Bahan induk tanah adalah material vulkanik, yang berkembang pada fisiografi lereng gunung. Jenis tanah andosol ditemukan di wilayah-wilayah kecamatan Simpang tiga dan Gonting saga.
Regosol, tanah ini terbentuk dari batuan induk muda hasil letusan gunung berapi, dicirikan oleh adanya batuan yang menyebar baik dipermukaan tanah maupun pada lapisan tanah bagian atas. Tanah Regosol mempunyai drainase tanah sangat cepat sehingga tidak potensial untuk pengembangan pertanian. Tanah ini dapat meresapkan air cukup sehingga dapat difungsikan sebagai kawasan lindung untuk resapan air. Di wilayah Labuhan Batu tanah Regosol merupakan hasil letusan gunung-gunung kecil pada dahulu kala, sehingga sebarannya pun berada pada sekitar dataran rendah.
Kondisi Tanah
Tanah Regosol, jenis tanah ini terbentuk dari bahan induk abu dan pasir vulkan intermedier. Bentuk wilayahnya berombak sampai bergunung. Tanah Regosol belum jelas menempatkan perbedaan horizon-horizon. Tekstur tanah ini biasanya kasar, tanpa ada struktur tanah, konsistensi lepas sampai gembur dan keasaman tanah dengan pH sekitar 6-7.
Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tanaman Desmodium triquetrum (L.) DC. dapat tumbuh pada ketinggian 200 m dpl., 700 m dpl. clan 1.200 m dpl. pada jenis tanah regosol, andosol, latosol, namun bila dilihat produksinya berbeda.
Perlakuan jenis tanah dan dosis pupuk mempunyai pengaruh beda nyata terhadap hasil produksi daun segar maupun daun kering. Hasil produksi daun segar dan daun kering dari tanaman yang ditanam pada ketinggian 700 m dpl. dan 1.200 m dpl. pada jenis tanah andosol dan dosis pupuk urea 5 gram/tanaman menunjukkan hasil produksi yang tertinggi, namun, pada ketinggian 200 m dpl. hasil produksi daun segar maupun daun kering yang tertinggi pada jenis tanah latosol dengan dosis pupuk urea 5 gram/tanaman. Hasil produksi daun segar yang tertinggi pada penelitian diketinggian 200 m dpl. 191,43 gram tanaman dan hasil produksi daun kering 75;43gram/tanaman.
Hasil produksi tertinggi pada penelitian di ketinggian 700 m dpl. 206,20 gram/tanaman. Dan hasil produksi daun kering 79,32 gram/tanaman. Hasil produksi daun segar tertinggi pada ketinggian 1.200 m dpl. 35,2 gram/tanaman. Hasil produksi daun kering 16,72 gram/tanaman.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tanaman Desmodium triquetrum (L.) DC. dapat dibudidayakan pada ketinggian 200 m dpl., 700 m dpl. dan 1.200 m dpl. pada jenis tanah regosol, latosol dan andosol. Namun hasil produksi pada ketinggian 1.200 m dpl. jauh lebih rendah bila dibandingkan hasil produksi pada dua ketinggian lainnya (700 m dpl.dan 200 m dpl.)
Regosol, belum jelas menampakkan pemisahan horisonnya. Tanah regosol terdiri dari: regosol abu vulkanik, bukit pasir, batuan sedimen, tanah ini cukup subur. Jenis tanah latosol terdiri dari ; latosol merah kuning, cokelat kemerahan, cokelat, cokelat kekuningan. Tanah ini cocok dimanfaatkan untuk pertanian padi, palawija, kelapa, dan tebu. Penyebarannya di sekitar lereng gunung-gunung berapi.
Desmodium triquetrum (L.) DC. Suku Legurninosae merupakan tanaman kosmopolit yang dapat tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0-1.500 m dpl. Simplisia berupa daun yang banyak digunakan untuk obat tradisional, pemakaian dalam negeri cukup banyak, tercatat pada tahun 1990 sebanyak 1.799 kg , dimana bahan tersebut sebagian besar diperoleh dari tanaman yang belum dibudidayakan. Hal ini mengakibatkan baik mutu maupun ketersediaan bahan secara berkesinambungan tidak terjamin. Oleh karena itu tanaman tersebut perlu dibudidayakan, namun belum ada pedoman yang tepat untuk membudidayakan tanaman tersebut maka perlu diteliti budidayanya.
Berkaitan dengan hal tersebut di atas maka dilakukan penelitian budidaya multi-lokasi tanaman daun duduk (Desmodium triquetrum (L.) DC. untuk memperoleh simplisia yang berkualitas dengan metode eksperimental di lahan pada 3 ketinggian tempat tumbuh dengan rancangan split-plotyang terdiri dari 2 faktor diulang3 kali.